Kasus yang melibatkan perusahaan Jan Hwa akhirnya mencapai titik terang setelah aparat menemukan 108 ijazah milik karyawan disembunyikan di rumah pribadi Diana, salah satu petinggi perusahaan tersebut. Temuan ini sekaligus membuka tabir praktik tidak etis yang selama ini dijalankan secara diam-diam.
Pihak kepolisian menggerebek rumah Diana setelah menerima laporan dari sejumlah mantan karyawan yang merasa tidak bisa mengambil ijazah mereka meskipun telah mengundurkan diri. Dalam penggerebekan itu, petugas menyita tumpukan dokumen penting, termasuk puluhan ijazah asli yang seharusnya sudah dikembalikan kepada pemiliknya.
Diana diduga menahan ijazah sebagai alat tekanan agar karyawan tidak bisa keluar dari perusahaan atau menuntut hak mereka. Praktik ini jelas melanggar hukum ketenagakerjaan dan hak dasar setiap pekerja. Sejumlah karyawan mengaku bahwa mereka telah berulang kali meminta ijazah mereka, tetapi tidak mendapat respons dari manajemen.
Kepolisian kini memproses kasus ini secara serius, dan Diana telah menjalani pemeriksaan intensif. Aparat juga berkoordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan untuk memastikan tindakan hukum yang tepat. Sementara itu, para korban berharap ijazah mereka segera dikembalikan agar mereka bisa melanjutkan karier atau pendidikan tanpa hambatan.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa perlindungan terhadap hak karyawan harus terus ditegakkan. Tidak ada alasan bagi situs medusa88 perusahaan manapun untuk menyimpan dokumen pribadi milik karyawan secara sepihak. Pemerintah diharapkan memperketat pengawasan terhadap perusahaan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.